Saya melihat interior yang luar biasa ekslusif. Lampu terang yang indah dan berbagai macam makanan disajikan. Saya sangat tergiur untuk mencoba semuanya. Mengambil piring, lalu mencangkuli masakan-masakan ke piring. Oke! di dalam pikiran saya sudah siap menyantap makanan. Tapi.... LHO?? Di manakah kursinya?? Cuma ada beberapa baris kursi yang dipajang di tembok-tembok itu pun sudah terisi.Untuk beberapa orang mungkin itu bukan masalah besar, namun di saat itu saya merasa sangat risih karena teringat dengan yang saya pelajari di majelis bahwa kita dilarang untuk makan sambil berdiri: ada hadits nya yang berhasil saya kutip
Dari Anas dan Qatadah , dari Nabi :Sesungguhnya beliau melarang seseorang minum sambil berdiri, Qotadah berkata:”Bagaimana dengan makan?” beliau menjawab: “Itu kebih buruk lagi”. (HR. Muslim dan Turmidzi)Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda:“Jangan kalian minum sambil berdiri ! Apabila kalian lupa, maka hendaknya ia muntahkan !” (HR. Muslim)
Alasan secara logis dan medisnya bisa kalian temukan dengan mudah dengan google.
Wah jadi dakwah deh... tidak apa-apa ya.
Pengalaman ini memberikan inspirasi buat saya. Nanti kalo saya menikah, dan di gedong juga(amin) saya ingin menyediakan space khusus untuk duduk di bawah, lebih seperti piknik. Atau kata orang sunda mah lesehan. Sehingga tidak ada yang berdiri dan jalinan kekerabatan juga bisa terjalin dengan lebih nyaman lagi.
Standing party asalnya dari mana ya?? Konsep pelit yang hemat biaya sewa kursi dan tempat, namun kurang etis dari segi kesehatan. Sebaiknya jangan sok modern dengan mengabaikan budaya yang lebih baik: makan dengan kaki membentuk sudut alias DUDUK.


1 komentar:
Gubrak!!
Aduh terakhir liat tentang best hit music. Kirain dah banyak aad??
Nih, yang standing party kurang ngena ah. Bagusan yang Novel.he2..
Aad, harusnya kamu konsisten nge-update blog kamu. Ya minimal 1 minggu sekali ato 1 minggu 2 kali. jadi orang2 rutin liat blog kamu and ga kecewa.
Jadi nanti kasih pengumuman seberapa sering kamu nge update blog kamu ya!!
Sukses slalu
Posting Komentar